Imanuel: Allah Beserta Kita

by Hans Geni Arthanto.
1 Desember 2022
“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” – yang berarti: Allah menyertai kita. (Mat.1:23)

Berita yang disampaikan oleh Malaikat kepada Yusuf adalah firman Tuhan yang sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya lebih kurang 700 tahun sebelum Kristus lahir. Suatu berita yang sangat tidak masuk akal, seorang gadis perawan akan mengandung dan melahirkan anak laki-laki yang akan memerintah sebagai raja yang kekal. Itu sebabnya Maria bertanya: “Bagaimana mungkin hal ini terjadi, sebab aku belum bersuami?” Namun sesungguhnya bagi Tuhan tidak ada yang mustahil! Tuhan sanggup melakukan keajaiban! Tuhan telah membuat Elisabet mengandung di masa tuanya, padahal ia dikatakan mandul. Karenanya Tuhan juga sanggup membuat Maria mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Yesus, sang Juruslamat. Sesungguhnya, Natal hadir melalui berbagai rentetan peristiwa yang ajaib! Apakah saudara memercayai bahwa keajaiban Tuhan dapat terjadi dalam hidup saudara hari lepas hari?

Selanjutnya, Yesus, Firman yang hidup itu, sekarang menjadi manusia dan tinggal di antara manusia lewat peristiwa Natal. Itulah sebabnya dikatakan, nama-Nya Imanuel karena Ia ada bersama kita. Selama 33,5 tahun Yesus tumbuh besar sebagai manusia, Ia dapat merasakan kelemahan dan keterbatasan sebagai manusia, Yesus dicobai seperti juga kita, namun Ia tidak berdosa. Setelah Yesus bangkit dari kematian dan naik ke sorga, Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan bersyafaat (berdoa) bagi kita. Sesungguhnya dukungan doa bagi pekerjaan misi adalah sesuatu yang penting dan tidak boleh hilang. Tanpanya misi tidak akan efektif, karena itu kesetiaan para sahabat doa yang terus mendoakan pelayanan misi Bahtera Indonesia Cerah (BeACh) sangatlah kami hargai.

Yesus datang ke dunia sebagai manusia. Yesus adalah seratus persen Allah dan seratus persen manusia! Dalam dunia misi, hal ini dikenal sebagai misi inkarnasi (mission as incarnation), yaitu bagaimana seorang utusan misi pergi ke suatu budaya lain dan tinggal di sana, belajar budaya yang baru dan beradaptasi dengan budaya tersebut agar ia bisa memahami masyarakat dimana ia diutus. Katakanlah ia berasal dari Indonesia, lalu diutus ke Kenya, Afrika Timur selama 30 tahun. Apakah kemudian, ia akan menjadi 100% orang Indonesia dan 100% orang Kenya? Sherwood G. Lingenfelter dan Marvin K. Mayers (2003) dalam bukunya “Ministering Cross-Culturally”, menyampaikan pandangannya tentang menjadi manusia 150%, dalam contoh di atas adalah menjadi 75% orang Indonesia dan 75% orang Kenya. Mengapa? Karena tidak mudah bagi seseorang dari dunia yang lain bisa memahami dan menghidupi 100% budaya baru yang ia masuki. Karena itulah, misi sebagai inkarnasi harus dilanjutkan dengan pemberdayaan masyarakat setempat, karena yang terbaik untuk melanjutkan pekerjaan misi adalah memperlengkapi dan mengutus penduduk setempat yang telah mengenal nama Kristus (indigenous mission).

Apakah ini berarti misi inkarnasi kurang penting? Tidak, sebaliknya misi inkarnasi sangatlah penting dan berharga. Bila Yesus tidak datang ke dunia, mencari manusia yang berdosa dan memberikan diri-Nya sebagai tebusan bagi dosa seisi dunia, maka kita semua terhilang dan binasa! Namun karena Dia rela datang ke dunia, menjadi manusia dan mati di kayu salib bagi kita, maka Ia dapat membuka suatu jalan yang baru dan hidup agar kita diselamatkan (Ibr.10:19-20).

Bisa dibayangkan bila tidak ada para misionari yang rela datang ke Indonesia, maka tentu kita belum mengenal Kristus. Tetapi karena kasih Tuhan yang telah menguasai hati mereka, sehingga mereka berkata “Ya” pada panggilan Tuhan: Nommensen datang ke tanah Batak, Ottow dan Geissler ke tanah Papua, Riedel dan Schwarz datang ke tanah Minahasa dan seterusnya. Semuanya ini terjadi karena kasih Tuhan semata.

Imanuel, Allah beserta kita tidak hanya dipahami sebagai kerinduan hati Tuhan untuk selalu dekat dengan manusia. Sekalipun setelah kenaikan Tuhan Yesus ke surga, Ia mengirimkan Roh Kudus kepada para murid-Nya, sehingga sekarang Roh Kudus ada di dalam diri orang-orang yang percaya pada Yesus. Melainkan kita melihat pula bahwa imanuel, Allah beserta kita juga merupakan janji kesetiaan Tuhan yang akan menyertai mereka yang melakukan amanat agung Kristus! Yesus berkata “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Dan penyertaan Tuhan tidaklah bersifat sementara, tetapi selama-lamanya. Tuhan Yesus berjanji bahwa Ia menyertai murid-murid Tuhan selama-lamanya dalam tugas pekabaran Injil. Karena itu janganlah takut, janganlah tawar hati, tetap teguh dan setia dalam menjalankan misi Tuhan.
Marilah bersama-sama bergabung dalam lingkaran doa orang percaya untuk mendoakan sesama, keluarga, bahkan musuh kita sekalipun. Kita juga mendoakan untuk lingkungan dan negara kita.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.bahteraindonesiacerah.or.id | Bahtera Indonesia Cerah Copyright 2021. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design