Tetap dalam Pemeliharaan Tuhan

Laporan Kegiatan WNR

by Pdt. Hans Wuysang, M.Th., CLC.
31 Januari 2022
Ketika tulisan ini dibuat (19-01-22), istriku baru saja mengirimkan foto Pelangi di depan sekolah tempat ia mengajar semester ini, tepatnya SMAN 1 Essang. Seingatku, ini sudah keempat kalinya Tuhan menghadirkan pelangi dalam kehidupan kami sejak kami tinggal menjadi bagian dari masyarakat desa Maririk. Ditambah satu kali lagi, saat kami keluar dari pesawat yang membawa kami transit di Manado, awal Juli 2021, sebelum lanjut ke Talaud di awal Agustus 2021.

Sebagaimana pelangi yang nampak pertama kali dalam sejarah manusia, sebagai tanda perjanjian yang Allah adakan dengan Nuh dan keluarganya, setelah keluar dari bahtera yang memelihara hidup mereka di tengah lautan air yang memenuhi bumi pada waktu itu. Demikian pelangi yang kami lihat merupakan tanda kasih setia dan penyertaan-Nya saat kami memenuhi panggilan-Nya untuk hadir dan menjadi saluran berkat-Nya bagi desa Maririk, dan kepulauan Talaud.

Seperti juga, banjir besar yang hampir memusnahkan seluruh kehidupan di dunia waktu itu, sebagai hukuman Allah atas kedurhakaan manusia pada zaman Nuh, namun kehadiran pelangi menjadi tanda bahkan janji pasti Allah tidak akan menghukum lagi dunia ini dengan cara yang sama. Demikian, setiap kali pelangi muncul usai hujan, menjadi pengingat akan betapapun tantangan dan kesulitan menghadang kehidupan di dunia berdosa ini, kasih-Nya tetap menyertai bahkan menopang dan memberi kekuatan serta pengharapan dalam hidup hamba-hamba-Nya yang setia.

Lima bulan kami di Maririk (Agustus-Desember 2021), semangat bercampur dengan gelisah, khawatir terjalin dengan belajar beriman, yang diharapkan lambat datang, yang dikhawatirkan justru di depan menghadang. Itu perasaan yang saat ini berkecamuk. Sepertinya pekerjaan pelayanan menunjukkan tanda-tanda bagus, rencana-rencana yang sudah ditata sejak awal akan terealisasi. Pembangunan fisik kehadiran kami, Yayasan BeACh akan segera nyata, masyarakat desa ke depannya akan menikmati berkat kelimpahan yang mensejahterakan mereka. Hati ini melambung tinggi, ucapan syukur terus terungkap dalam batin dan dibagikan kepada teman di sekeliling. Namun, di penghujung 2021, sepertinya hancur berantakan! Apakah kami salah melangkah? Apakah memang bukan di sini ladang yang harus digarap dan kelak dituai?

Apa yang terjadi? Mungkin memang melayani dengan sepenuh hati dan diterima dengan bulat merupakan suatu proses yang harus kami jalani. Sepertinya kami perlu belajar bersabar, perlu menata ulang langkah kami bersama Tuhan. Bukan kehendak, cara, bahkan motivasi kami, tetapi kehendak Tuhan, cara Tuhan, dan dorongan kasih Tuhan yang harus menjadi yang utama. Sepertinya kami perlu lebih banyak mendengar, melatih kepekaan melihat di kedalaman hati orang-orang di sekeliling kami, di desa ini, apa yang menjadi kebutuhan, ketakutan, kegelisahan, keinginan, pengharapan mereka.

Kalau HBM memang belum waktunya hadir di desa Maririk, kami percaya Tuhan siapkan hal lain untuk kami kerjakan dan memberkati mereka. Ada banyak hal yang bisa dicoba untuk dikerjakan. Ada banyak sampah organik, seperti gonofu (sabut kelapa), yang bisa diolah masyarakat untuk mendatangkan kesejahteraan. Ada banyak kaum muda yang perlu dibuka wawasannya dan diberdayakan, bisa menjadi SDM yang membangun kehidupan lebih baik di masa mendatang.

Kami diajak untuk berfokus pada orangnya, dan bersama-sama melihat peluang usahanya. Kiranya kehadiran kami ke depan benar-benar bisa membuka relasi-relasi indah penuh kasih, keterbukaan, kudus dan benar, yang didasari kasih Kristus. Untuk itu, pelangi yang Tuhan kirim memberikan kami kepastian kasih setia dan pimpinan Tuhan yang sempurna.



KEGIATAN BEACH OKTOBER-DESEMBER 2021

Oktober 2021

Kegiatan belajar bahasa Inggris bersama anak-anak desa Maririk, yang dimulai sejak September lalu, berkembang dari hanya 3-4 anak menjadi sekitar 20 anak di bulan November merupakan sukacita tersendiri. Anak-anak usia SD ini belum pernah mendapatkan pelajaran bahasa Inggris di sekolahnya. Di sini mereka belajar sambil bermain, menyanyi, mencatat kata-kata baru, dst. Mereka belajar lagu-lagu rohani, untuk persiapan Natal dengan antusias.

Di akhir bulan Oktober, tepatnya tgl. 28/10 Hans berkesempatan membagikan missiopreneur yang kami lakukan di depan sidang tahunan Sinode GMPU, yang selama ini telah menjadi mitra pelayanan BeACh sejak 2016. Banyak peserta sidang tahunan GMPU tersebut yang menyambut sharing kami dengan antusias. Berharap wilayah layanan mereka juga bisa menerapkan prinsip pemberdayaan masyarakat dengan model missiopreneur tersebut.

November 2021

Kami bersyukur mendapatkan satu mobil L300 minibus tahun 2003 yang dapat digunakan untuk mobilitas pelayanan kami, pun kami berharap dapat dimanfaatkan penduduk Maririk kalau ada keperluan. Dengan kapasitas 12-15 orang, perdana mobil ini dipakai untuk berpesiar ke satu lokasi wisata yang terletak di timur selatan Karakelang, tepatnya di kecamatan Pulutan. Acara wisata ini diadakan dalam rangka ucapan syukur ulang tahun Engelina Senaen, putri pdt. Nelwan Senaen.

Di November ini, persiapan pembangunan lahan HBM mulai dikerjakan. Membersihkan lahan, pembuatan sumur bor, serta di awal Desember pendirian sabua untuk menampung material yang akan digunakan untuk pembangunan yang direncanakan akan dimulai di Desember.

Di November ini juga, Prapti mulai ber-eksperimen dengan mengolah gonofu (sabut kelapa) yang selama ini merupakan sampah yang menumpuk sisa proses bakopra (membuat kopra, dengan mengolah daging kelapa, lalu tempurung dijadikan arang, sedangkan air kelapa dan sabutnya dibuang saja, atau kadang sabut dijadikan bahan bakar dalam proses pengasapan daging kelapa tersebut). Pertama, eksperimen membuat batako ringan, dengan menggunakan komponen sabut kelapa yang sudah dijadikan serat/coco-fiber dan serbuk (coco-peat) , dicampur dengan semen dan air dalam komposisi tertentu menghasilkan bata-go (go dari gonofu; istilah ini dibuat sendiri oleh bu Prapti, tinggal dibuatkan hak patennya, semoga…). Untuk mengumpulkan gonofu, kami mengajak ibu-ibu di desa Maririk menukarkan sabut-sabut kelapa dari kebun kelapa mereka dengan telur ayam negeri. Sampah 100 ikat gonofu (dari 200 butir kelapa), dihargai satu baki telur! Betapa senangnya mereka mendapatkan penghasilan dari sampah mereka. Belum lagi ibu-ibu ini diberdayakan untuk menghancurkan gonofu menjadi serat dan serbuk, dengan imbalan yang memuaskan mereka terutama mendekati bulan Natal, di mana pembuatan aneka penganan Natal menjadi salah satu agenda rumah tangga-rumah tangga dalam menyambut Natal.


Desember 2021

Kegiatan ibu-ibu menghancurkan gonofu berlangsung sampai pertengahan Desember, di mana persiapan Natal semakin intens dilakukan. Sementara, persiapan untuk pembangunan di lahan HBM pun semakin intens. Termasuk rencana peletakan batu pertama rumah tinggal dan kantor BeACh sudah dicanangkan pada tanggal 4 Januari 2022, disertai kehadiran Pembina BeACh, Pdt. Robby Moningka, dan Ketua Pengurus, Bp. Ir. Gunarto Budiraharjo dan dengan mengundang pak camat Essang serta perangkat desa dan para pemangku kepentingan di desa Maririk dan desa-desa sekitarnya di kecamatan Essang.

Namun, Tuhan punya rencana yang kami tidak dapat duga – kami percaya kedaulatan dan hikmat-Nya melampaui yang kami pikirkan dan doakan. Terpujilah Tuhan! Pertengahan Desember kami mendapatkan penolakan dari sekelompok orang – dengan cara yang tidak terpuji – terhadap rencana pelayanan kami, yang sebenarnya sudah berulang kali dibagikan dalam kesempatan pertemuan di balai desa, termasuk rembug desa, dan memang ada pro-kontra secara terbuka, namun perangkat desa dan kebanyakan masyarakat menyambut antusias rencana ini. Puncaknya, pada tgl 28 Des mereka yang menolak kami, menghentikan paksa pembangunan yang sedang dikerjakan di lahan milik kami. Demi keharmonisan desa, dan meyakini penyelesaian secara hukum bukan yang terbaik saat ini, kami menunda pembangunan, namun tetap komitmen melayani di desa Maririk dengan hal-hal yang dapat dikerjakan dan diterima oleh semua pihak.

Di tengah situasi seperti ini, kami dikuatkan dengan melihat berbagai kegiatan perayaan Natal dan Tahun Baru yang diselenggarakan oleh desa. Baik itu ibadah malam Natal (24 Des), ibadah Natal pertama 25 Des, dan ibadah Natal kedua (26 Des), maupun ibadah malam perceraian tahun (31/1/22), ibadah tahun baru (1 Jan 22) dan ibadah tahun baru kedua (2 Jan 22) yang meninggalkan kesan tersendiri. Puncak perayaan ini, dimeriahkan oleh tradisi babaris mengelilingi desa yang diikuti hampir semua masyarakat, tua-muda, pria-wanita diiringi dengan speaker besar memutar musik-musik yang campur aduk antara rohani dengan ‘rohana’. Yang menyedihkan dan harus didoakan, ialah kebiasaan minum yang menyertai perayaan yang seharusnya khusuk dan kudus, melanda banyak keluarga. Sepertinya, hal ini merupakan masalah yang banyak terjadi justru di daerah-daerah yang mayoritas Kristen.


Januari 2022

Tgl 4 Jan, yang sedianya untuk peletakan batu pertama, menjadi hari libur natal dan tahun baru kami. Mulai dengan ‘bapasiar’ dengan anak-anak ke pantai wisata di desa Mangaraba di kecamatan Pulutan. Demikian juga tgl 6 Jan bersama dengan beberapa keluarga satu mobil ke arah utara pulau Karakelang dan menikmati… durian, serta makan siang bersama di pantai … di daerah Taturan, kecamatan Gemeh.

Tgl 7-14 Jan, kami mengambil istirahat sejenak di Jakarta sambil memonitor WNR Jakarta. Kesempatan ini kami gunakan untuk bertemu dengan beberapa partner BeACh (8 Jan), mengunjungi seorang partner yang sedang mengembangkan usaha kulinernya, dan berkesempatan pula berkunjung ke rumah coach dan mentor kami yang sangat peduli dengan pelayanan missiopreneur kami (9 Jan). Tanggal 13 Jan, sebelum mengakhiri libur, kami mengadakan rapat dengan organ Yayasan BeACh untuk tindak lanjut pelayanan di Maririk. Semuanya itu meneguhkan dan mengkonfirmasi kami akan panggilan Tuhan untuk tetap berkarya di Maririk.

Tgl 14-17 Jan, kami transit di Manado. Tgl. 15 Jan, Prapti memberikan seminar kepada Yayasan, pimpinan, dan para guru TK dan SD Kristen Nissi di Bitung. Tgl. 16, setelah melakukan tes Antigen, kami bertemu dengan beberapa partner di Tomohon yang menjalankan misi pedesaan juga. Pertemuan yang sangat indah karena bisa berbagi satu sama lain suka duka pelayanan di desa.

Kami meyakini, Tuhan yang mengutus dan menempatkan kami di Maririk, akan memberikan kami semangat, sukacita, hikmat, serta ketekunan untuk menjadi saluran berkat Tuhan di sini. Tentu dengan dukungan pengurus BeACh dan para partner di Jakarta, Bogor, Tuban, Surabaya, Manado, Tomohon, bahkan dari manca negara (New Zealand, Australia, Amerika) kami akan setia menuntaskan panggilan mulia ini. Mohon dukungan doa!
Marilah bersama-sama bergabung dalam lingkaran doa orang percaya untuk mendoakan sesama, keluarga, bahkan musuh kita sekalipun. Kita juga mendoakan untuk lingkungan dan negara kita.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.bahteraindonesiacerah.or.id | Bahtera Indonesia Cerah Copyright 2021. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design