Misi Talaud di Hati TUHAN

by Pdt. Hans Geni Arthanto, M.A..
5 Juli 2021
Latar belakang dari Markus 6:33-44 ini adalah peristiwa kematian Yohanes Pembaptis yang dipenggal kepalanya serta pelayanan Yesus bersama para murid yang begitu padat; sehingga Yesus menyingkir dari situasi itu juga agar dapat beristirahat sejenak. Ia mengajak murid-murid-Nya menyeberangi danau Galilea menuju Betsaida. Namun ketika Yesus tiba di sana ternyata sudah banyak orang yang menunggu. Rupanya mereka tahu Yesus akan ke Betsaida sehingga mereka mendahului-Nya lewat jalan darat. Ketika Yesus melihat sejumlah besar orang banyak itu, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Kemudian Yesus mengajar. Ia menyampaikan kabar Kerajaan Allah dan menyembuhkan yang sakit.

Misi dimulai di Hati Tuhan
Sesungguhnya, misi dimulai dari inisiatif Allah, dimulai dari hati Allah sendiri (Missio Dei). Hati Tuhan tidak tahan melihat penderitaan manusia, mereka yang tersesat, yang terikat dosa dan tidak tahu jalan menuju kebenaran/keselamatan. Ia tidak tahan melihat mereka yang terluka, baik fisik maupun secara emosional. Tuhan juga tidak tahan melihat mereka yang terlantar karena orang tuanya yang tidak memperhatikan. Mungkin karena yatim piatu sehingga kehilangan kasih sayang. Mereka yang terbelakang, tidak berpendidikan, tertinggal dari kemajuan. Mereka membutuhkan kehadiran Tuhan. Oleh karena kasih-Nya, Ia rela meninggalkan sorga, mengosongkan Diri-Nya dan menjadi sama dengan manusia. Bahkan Ia menjadi hamba dan rela mati di kayu salib untuk menebus dosa saudara dan saya serta dosa seisi dunia ini. Luar biasa kasih Tuhan. Sesungguhnya misi itu dimulai dari hati Tuhan, hati yang penuh kasih kepada banyak orang di dunia ini.

Seorang bernama George Muller (GM) , lahir di Jerman. Masa kecilnya sangat kelam, suka mencuri, berbohong dan berjudi. Bahkan ketika berusia 14 tahun, saat ibunya sedang sakit parah, GM malah main kartu, dan minum minuman keras. Tetapi ayahnya tidak menyerah. Ia mengirim anaknya ke sekolah teologi di Universitas Halle dan di situlah GM berkenalan dengan kelompok Brethern. GM bertobat dan mencintai Alkitab. Kemudian ia menjadi pendeta di Bristol. Waktu itu di Inggris begitu banyak anak yang terlantar. Hati GM tersentuh oleh belas kasihan dan dia bersama istrinya mengambil 30 anak ditampung di rumahnya. Tetapi di luar itu masih banyak anak-anak yang terlantar. Kasih Tuhan membara dalam hatinya, ia tidak tahan melihat situasi itu dan mengambil keputusan mendirikan asrama yang dapat menampung 200 anak. Dan dia tidak berhenti di situ, dia kemudian mendirikan lagi asrama yang ke-2, ke-3, ke-4, ke-5 dan akhirnya bisa menampung 2000 anak yang terlantar. Luar biasa! Anak-anak itu dikasihi dan diberikan pendidikan yang baik, dan diperkenalkan Tuhan dalam hidupnya. Semua ini terjadikarena kasih Tuhan yang luar biasa. Karena hati Tuhan yang menggerakkan hambahamba-Nya. GM kemudian dikenal sebagai Bapak Panti Asuhan.

Misi adalah tanggung jawab kita
Berbicara tentang misi maka misi juga bicara tentang tanggung jawab. Dalam Markus 6:37: Tetapi jawab-Nya ”Kamu harus memberi mereka makan!” Ketika itu hari sudah mulai gelap dan para murid mengatakan bahwa orang banyak itu perlu makan. Tetapi menarik karena Tuhan Yesus berkata bahwa para muridlah yang harus memberi mereka makan.

Pada 7 Desember 2019 kita kehilangan seorang pahlawan iman, penginjil Reinhard Bonnke (RB). Tribune News Manado membuat head line: Dunia kehilangan Reinhard Bonnke, Billy Grahamnya Afrika, usia 79 telah dipakai Tuhan untuk selamatkan 79 juta jiwa. Luar biasa! Lalu diberikan ringkasan riwayat hidup RB. RB lahir dari pasangan Herman & Meta. Herman adalah seorang tentara Jerman, yang kemudian dipanggil Tuhan menjadi seorang pendeta. Suatu hari saat RB berusia 11 tahun, datanglah sepasang misionaris ke gereja ayahnya dan berkhotbah. Dalam khotbahnya Roh Kudus berbicara kepadanya “Reinhard, suatu hari kamu akan memberitakan Injil ke Afrika”. RB kemudian menyampaikan kepada ayahnya, namun ayahnya tidak mempercayainya. Karena ayahnya berpikir, anak sulungnya yang akan menggantikannya sebagai pendeta. Beberapa hari kemudian, RB diajak ikut persekutuan doa di rumah anggota jemaat. Di sana ada salah satu penatua yang mendapatkan penglihatan, bahwa ia melihat ada banyak sekali anak-anak berkulit hitam. Mereka berkerumun mengitari seorang anak yang memegang sebuah roti yang besar. Anak tersebut memecah-mecahkan roti dan membagikannya pada anak-anak itu, tetapi roti itu tidak habis, terus bertambah-tambah. Kemudian ia menunjuk RB dan berkata “Inilah anak kecil yang saya lihat itu”. Inilah awal panggilan Tuhan bagi RB.

Kami percaya bahwa ada panggilan Tuhan yang sama untuk Yayasan BeACh untuk melayani di Talaud. Panggilan Tuhan yang sama juga telah menaruh belas kasih-Nya kepada Bapak dan Ibu Hans Wuysang untuk rela diutus melayani masyarakat di Talaud.

Dalam Yoh. 6:35, Tuhan Yesus berkata “Akulah roti hidup barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi. Dan barang siapa percaya kepada-Ku ia tidak akan haus lagi”. Dalam Yoh. 6 jelas tertulis bahwa Tuhan Yesus membagikan roti sebagai makanan jasmani tapi juga roti untuk makanan rohani. Begitu juga di dalam pelayanan kita bersama, dalam pelayanan misi, kita diminta untuk melakukan baik itu yang namanya discipleship (pemuridan) maupun development (pengembangan). Keduanya bukanlah sesuatu yang perlu dipertentangkan melainkan bersifat komplemen yang saling melengkapi. Karena development tanpa discipleship akan membuat pelayanan para murid tidak memiliki akar dan fondasi yang kuat, sehingga bila badai kehidupan menerpa maka mereka akan hanyut dan binasa. Sebaliknya discipleship tanpa development menjadikan murid-murid tidak bertanggung jawab dengan talenta dan karunia yang Tuhan percayakan sehingga mereka tidak bisa menjadi garam dan terang bagi dunia ini secara efektif. Jadi berdoalah, kiranya mereka diberi hikmat Tuhan dalam menjalankan tanggung jawab misi ini.

Misi yang terbatas di Tangan Yang Tak Terbatas
Berikutnya berbicara tentang misi yang terbatas di dalam tangan Tuhan yang tidak terbatas, ada beberapa ayat Firman Tuhan seperti di Mrk. 6:38 “Ada berapa banyak roti yang ada pada kamu?” Dan ayat 39 “...yang ada pada kami hanya 5 roti dan 2 ikan”. Di dalam Mat. 6:9 “...di sini ada seorang anak yang mempunyai roti 5 jelai dan 2 ikan tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Artinya ayat-ayat ini sedang menunjukkan bahwa resources (sumber daya) yang ada itu sangat terbatas. 5 roti dan 2 ikan apa artinya dibandingkan dengan kebutuhan yang begitu besar? Tetapi menarik bahwa Tuhan Yesus berkata “Cobalah periksa”. Tuhan Yesus mendorong kita untuk berani melihat apa yang kita punya, apa yang ada sekalipun itu terbatas. Karena Tuhan mau memakai yang terbatas itu menjadi sesuatu yang tidak terbatas dan menjadi sesuatu yang luar biasa.
Kita akan mengutus dua hamba Tuhan ke Talaud. Hanya 2 orang, apa artinya bagi Talaud dengan penduduk sekitar 94.512 jiwa yang tersebar di 7 pulau yang berpenghuni dari antara 20 pulau di sana? Kalau kita lihat sekilas tentang Talaud maka Talaud adalah daerah yang paling utara di Indonesia yang berbatasan dengan Filipina. Artinya bagi Indonesia, Talaud merupakan gerbang yang penting baik secara politis, keamanan, ekonomi bangsa, dan tentunya juga menjadi gerbang yang penting bagi misi ke manca negara. Bayangkan suatu waktu kelak bila Tuhan memberkati pelayanan ini dan Tuhan berkenan untuk kita mengutus misionaris menyeberang dari Talaud ke Mindanau Selatan. Luar biasa. Kita bukan hanya menerima tapi juga mengutus tenaga utusan misi ke luar Indonesia.

Ada kisah menarik dari seorang misionaris bernama Robert Reid (RR) yang diutus ke Portugas. RR adalah seorang yang menderita Cerebral Palsy kerusakan pada otak yang menyebabkan dia sulit berbicara, sulit menggerakkan tangan dan kakinya, juga sulit memakai baju yang ada kancingnya. Sehingga kancing pada pakaiannya diganti dengan semacam perekat. Tetapi yang menarik dari seorang RR yang sehari-hari berada di kursi roda ini, menerima misi Tuhan dan dalam keterbatasannya mau pergi ke Portugal. Dan Tuhan memakai RR untuk memenangkan 190 orang Portugal mengenal Tuhan Yesus bahkan gereja-gereja dirintis dan berdiri di sana. Betapa dahsyatnya Tuhan. Dia bisa memakai keterbatasan RR untuk kemuliaan-Nya. Dan tentu inilah iman kepercayaan kita juga bahwa sekalipun resources kita terbatas namun Tuhan yang telah memanggil Yayasan BeACh untuk melayani daerah pesisir khususnya Kep. Talaud. Talaud termasuk dalam kawasan 3-T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Biasanya istilah “ter” itu sebagai sesuatu yang “wah” tetapi di sini memprihatinkan. 3-T artinya paling jauh dari pusat pemerintahan. Tetapi di sanalah Tuhan memanggil kita supaya bisa melayani menjadi murid-murid Kristus yang sejati sehingga oleh-Nya nanti Kep. Talaud akan menjadi kepulauan yang ternama, terpuji, terhormat, karena kasih karunia Tuhan, sebagaimana Yer. 33:9. Kami percaya, apa yang terbatas dalam tangan Tuhan yang tak terbatas akan berdampak besar. Akhirnya doa kita bersama agar Tuhan yang empunya tuaian berkenan memakai kedua hamba-Nya yang terbatas yang kecil di dalam tangan Tuhan yang tidak terbatas akan berdampak besar bagi kemuliaan-Nya. Amin

Diringkas dari khotbah pada Ibadah Pengutusan Pdt. Hans Wuysang & Ibu Suprapti Sekarmadidjaja
(dari BeACh News edisi 03 Tahun 2021)
Marilah bersama-sama bergabung dalam lingkaran doa orang percaya untuk mendoakan sesama, keluarga, bahkan musuh kita sekalipun. Kita juga mendoakan untuk lingkungan dan negara kita.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.bahteraindonesiacerah.or.id | Bahtera Indonesia Cerah Copyright 2021. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design