Mazmur 139 memuji Allah sebagai Yang Mahatahu dan Yang Mahaada. Allah yang Mahatahu mengenal luar dan dalam manusia ciptaan-Nya (Mzm. 139:1-6; 1Sam. 2:3). Bahkan dalam kemahatahuanNya Ia merancang keselamatan jauh sebelum kejatuhan manusia dalam dosa (Ef. 1:4-5). Kemahatahuan-Nya juga melingkupi seluruh alam ciptaan (Ayb. 37:16).
Kemahatahuan Yesus terlihat bagaimana Ia bisa membaca pikiran para lawannya, sehingga membongkar keraguan atau kepalsuan mereka (Mat. 9:4; 12:25; 22:18). Ia tahu motivasi orang banyak yang mengikuti-Nya (Yoh. 6:15). Ia tahu ketika kuasa-Nya mengalir menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan (Mrk. 5:30). Kemahatahuan-Nya melingkupi juga kekekalan dan rencana Allah Bapa (Yoh. 6:64; 13:3).
Banyak orang menolak kemahatahuan Yesus dengan merujuk kepada ucapan Yesus sendiri dalam khotbah akhir zaman-Nya di Matius 24:36 ?Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.? Ayat ini bisa dimengerti bukan sebagai kekurangtahuan Yesus dibandingkan dengan Allah Bapa. Yesus sebagai Anak yang inkarnasi menjadi manusia memilih untuk tidak menggunakan kemahakuasaan-Nya untuk menetapkan kapan akhir zaman tiba. Jadi ini bukan bicara kemahatahuan melainkan kedaulatan atau siapa yang berhak menetapkan akhir zaman.