Ketidakpercayaan menghalangi kuasa Tuhan dinyatakan dengan dahsyat. Itulah yang dapat kita pelajari dari perikop ini.
Ada tiga pihak yang meragukan kuasa Tuhan Yesus. Para ahli Taurat yang justru bergirang saat para murid Yesus gagal mengusir roh jahat yang menyakiti seorang anak kecil. Mereka memang sejak awal menolak memercayai bahwa Yesus berasal dari Allah. Ini kesempatan mereka untuk mendiskreditkan Yesus dan pelayananNya.
Para muridlah yang paling malu karena kegagalan mereka tersebut. Yesus jelas menuding kekurangpercayaan mereka sebagai alasan kegagalan tersebut. Mereka gagal menjadi duta Kristus untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan.
Orang tua si anak yang teraniaya itu juga telah kehilangan iman kepada Yesus setelah melihat murid-murid-Nya gagal (ay. 22). Yesus mulai dari orang tersebut (ay. 23), karena anaknya membutuhkan pertolongan. Iman orang tersebut dipulihkan (ay. 24). Anak itu disembuhkan (ay. 25-27). Sekali lagi para ahli taurat dibungkamkan. Para murid mendapat pelajaran penting mengenai kuasa doa (ay. 29).
Para murid gagal bukan karena Yesus tidak hadir di tengah mereka, melainkan karena mereka tidak mengandalkan kuasa Allah. Doa adalah bukti mereka bersandar kepada kuasa Allah! Maka, berdoalah agar kuasa-Nya hadir dalam dirimu untuk memberkati sesamamu.