Mengapa Yesus melarang para murid-Nya memberitahukan orang lain bahwa Dia adalah Mesias? Karena pemahaman Mesias yang keliru akan menyulitkan-Nya melaksanakan karya penyelamatan-Nya melalui kayu salib. Pada masa itu, orang Yahudi mengharapkan Mesias akan datang sebagai panglima perang Allah untuk mengalahkan penjajah mereka, bangsa Romawi.
Sebaliknya, misi Yesus sebagai Mesias ialah menderita dan mati untuk orang berdosa. Cara itulah yang Allah gunakan untuk menyelamatkan manusia dari perbudakan dosa, bukan dari penjajahan bangsa lain. Petrus salah mengerti keMesiasan Yesus sehingga Yesus harus menegornya dengan keras (8:33).
Para murid pun harus siap meneladani Sang Guru, yaitu menyangkal diri dan memikul salib (ay. 34). Para murid harus pertama-tama menerima secara penuh bahwa karya penyelamatan Allah hanya bisa terjadi melalui kematian Kristus. Bukti bahwa mereka sudah menerima karya penyelamatan itu ialah kesediaan menyangkal diri dari dunia ini demi hidup baru yang sudah dikaruniakan Kristus. Menyangkal diri dan pikul salib ialah cara menjalani hidup baru tersebut.
Kristus sudah mati disalib untuk dosa-dosa kita. Kita tidak lagi boleh hidup bagi dunia ini, melainkan bagi Allah. Itu artinya siap kalau harus menderita ditolak dunia ini, demi mengikut Dia dan demi menyaksikan-Nya kepada orang lain.