Efraim dan Manasye, suku-suku keturunan Yusuf lebih besar jumlahnya daripada suku Yehuda menurut sensus di Bilangan 26 (Bil. 26:28-37). Mereka mendapatkan pembagian tanah pusaka kedua, setelah Yehuda, karena separuh suku Manasye sudah lebih dahulu mendapatkannya di seberang timur sungai Yordan.
Ada dua hal menarik dalam pembagian tanah pusaka untuk suku-suku Yusuf ini. Pertama, 17:3-6 menyebutkan adanya kaum keturunan perempuan suku Manasye yang mendapatkan hak tanah pusaka. Sekali lagi, Yosua bertindak sesuai dengan yang Tuhan telah perintahkan kepada Musa (Bil. 27:1-11). Walaupun budaya yang berlaku pada waktu itu budaya patriakhal, kaum perempuan mendapatkan perlindungan yang dibutuhkan. Tuhan bertindak dengan adil tanpa membeda-bedakan laki dan perempuan.
Kedua, keluhan suku-suku Yusuf akan terbatasnya tanah yang diundikan bagi mereka dijawab Yosua dengan mendorong mereka untuk mengusahakan sendiri perluasan wilayah sesuai dengan kebutuhan mereka (17:14-18). Di sini Israel belajar mengembangkan diri dengan kerja keras, dan percaya bahwa Tuhan pasti memberkati mereka (Bdk. perumpamaan talenta di Lukas 19:11-27). Sebanyak mereka diberi karunia (jumlah orang yang tangkas), sebanyak itu dituntut dari mereka untuk berkarya.
Jangan mengeluh akan ?keterbatasan? kamu, tetapi kembangkan potensi dirimu dengan tekun dan kerja keras. Tuhan dimuliakan olehnya!