Pentakosta Terus

by GI. Paul Hidayat M. Th.
18 Maret 2021
Dalam rangka menyambut dan mensyukuri Hari Pentakosta pada tanggal 9 Juni 2019 maka untuk Newsletter Edisi kali ini kami kutip renungan dari Ev. Paul Hidayat M. Th dengan izin dari penulis. Selamat Hari Pentakosta - Pdt. dr Robby. C. Moningka S. Th, M. A. Th - Pembina Yayasan Bahtera Indonesia Cerah/BeACh.

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. -- Kisah Para Rasul 2.


Pernahkah pertanyaan berikut mengusik kita? Perlukah kita berdoa untuk pencurahan Roh ulang -- Pentakosta ke sekian kali dalam konteks zaman berbeda? Haruskah orang yang sudah percaya Yesus Kristus menerima Roh Kudus sebagai langkah berikutnya? Apa sajakah tanda dari orang yang dipenuhi Roh?

Pertama, perlu kita sadari bahwa Roh diberikan sebagai pemenuhan janji Bapa dan kelanjutan dari telah rampungnya rangkaian karya penyelamatan objektif yang Yesus Kristus kerjakan dalam keseluruhan pelayanan-Nya di bumi. Maka, berbagai penghayatan, keyakinan dan pengalaman akan Roh Kudus yang dialami oleh tradisi ajaran dan spiritualitas pribadi berbeda-beda hendaknya tidak membuat umat Kristen konflik melainkan bersyukur, saling belajar satu sama lain.

Kedua, pengalaman suara seperti deru angin hebat memenuhi ruang, lidah-lidah bagaikan api di atas para murid, juga berbicara dalam berbagai bahasa secara serempak itu, bahkan dalam narasi berikutnya di Kisah Para Rasul tidak terulang lagi. Ini bisa menjadi bukti petunjuk kuat bahwa gejala dan pengalaman di Hari Pentakosta awal itu adalah pencurahan Roh memulai babakan lanjut sejarah keselamatan dari Allah, yaitu dibentuknya Gereja di bumi ini. Pencurahan penuh dan merata itu memungkinkan teralaminya terus karya Roh dalam sepanjang sejarah berikutnya. Dan, pencurahan itu merata dan tidak pilih-pilih orang, melainkan “penuhlah mereka” dengan Roh Kudus. Dua kata ini penting: bukan saja para murid pentolan -- Yakobus, Petrus, Yohanes -- bukan hanya dua belas murid, tetapi SEMUA orang percaya yang menantikan janji Bapa di ruang itu, PENUH dengan Roh.

Ketiga, kata “seperti” -- suara seperti deru angin dahsyat, lidah-lidah seperti api -- menunjukkan dua hal penting lagi. Pertama, kedatangan, kehadiran, kepenuhan Roh itu memang pengalaman rohani tetapi sesuatu yang melibatkan aspek-aspek kemanusiaan kita. Dalam kejadian itu, Ia datang atas para pemercaya dan kedatangan-kehadiran-Nya itu dapat didengar telinga dan dilihat mata. Namun, yang didengar itu bukan angin sungguhan, yang dilihat itu bukan api sungguhan, itu adalah simbol-simbol dari sifat dan karya Roh yang -- bebas, energetic, murni, mengubah-memperbarui-menguduskan. Jadi, pada semua orang percaya sejati pasti terindra tanda-tanda kehadiran dan karya Roh baik dalam kepribadiannya maupun dalam perilaku dan pekerjaannya.

Keempat, berdasarkan petunjuk nas lain dalam surat-surat Paulus dan para rasul lain, jika simbol dan tanda kehadiran dan karya Roh dalam kehidupan kita kurang jelas, yang harus diperiksa adalah pertobatan dan iman kita. Sebab, menerima Roh, dibaptis dalam Roh, dipenuhi Roh adalah rangkaian akibat dari sebab orang bertobat dan beriman kepada Yesus Kristus.

Kelima, seperti halnya keselamatan bukan barang statis tetapi relasi dinamis demikian juga hal kita dipenuhi Roh, dipimpin Roh, berjalan dalam Roh, diberdaya oleh Roh, dikaruniai karunia-karunia pelayanan dari Roh, adalah hal dinamis relasional. Paulus berdoa agar orang percaya boleh terus menerus menjaga mengobarkan pengalaman akan aspek-aspek karya Roh itu.

Keenam, pencurahan Roh, pemenuhan oleh Roh, penguasaan hidup oleh Roh berlaku pada semua orang yang sungguh bertobat dan percaya Yesus. Akibatnya, terjadilah keimamatan, kenabian, kerajaan semua orang percaya (1 Petrus 2:9) gereja tidak mengenal kasta atau kelas rohani biasa-lebih rohani-super rohani!

Terakhir, kepenuhan Roh akan bermanifestasi pada keberanian, kebebasan, kebisaan untuk menjadi martir-Nya Yesus Kristus -- menyaksikan semua kehidupan dan perbuatan ajaib-Nya yang menyelamatkan itu. Orang biasa, lemah ekonomi, tidak terpelajar, tanpa kuasa sosial diubahkan oleh Roh sampai sanggup mencengangkan banyak orang dari berbagai lapisan sosial.

Maka, hendaklah kita penuh oleh Roh, dihidupkan dan hidup oleh Roh, dipimpin Roh, mengobarkan karunia-karunia pemberdayaan dari Roh, menjaga kesatuan Roh, memenangi dunia dengan pengaruh kesaksian Roh.


(dari BeACh News edisi 03 Tahun 2019)
Marilah bersama-sama bergabung dalam lingkaran doa orang percaya untuk mendoakan sesama, keluarga, bahkan musuh kita sekalipun. Kita juga mendoakan untuk lingkungan dan negara kita.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.bahteraindonesiacerah.or.id | Bahtera Indonesia Cerah Copyright 2021. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Design and Development